Sejarah Kare Rajungan
Kuliner dengan cita rasa unik ini menggunakan kepiting sebagai bahan utamanya. Rasa kepiting yang begitu lezat terasa semakin menggoda karena diolah dengan santan berbumbu kare. Olahan khas Tuban, Jawa Timur ini wajib masuk dalam daftar menu yang harus kamu cicipi saat berada di Jawa Timur.
Rajungan adalah nama sejenis hewan laut seperti kepiting. Tapi rajungan berbeda dengan kepiting. Kalau kepiting bisa diternak, rajungan hid up liar di laut. C;angkangnya bentol-bentol seperti macan tutul. Dagingnya juga jauh lebih manis dan lebih empuk serta gurih dibanding kepiting.
Bumbu karenya sangat tersohor di Tuban. Pertama kali menyentuh lidah, rasanya begitu membuai, sangat lezat. Tapi lama kelamaan rasa pedasnya akan meremukkan lidah dan siapapun yang sedang pilek, pasti hidungnya langsung plong. Buat Anda pecinta pedas, Anda harus menerima tantangan yang satu ini.
Soal rasa, selain pedas yang meremukkan tulang alias “super duper” pedas, aneka rempah yang paling menonjol dari kare ini adalah aroma gurih bawang merah, bawang putih, cabe rawit yang pedas menggigit, kemiri, lengkuas, kunyit, jahe, kencur, daun jeruk purut, daun sereh, ketumbar dan tentu saja kelapa.
Adalah suami istri Ismu yang pada tahun 1985 memulai usaha depot kare rajungan. Agar masakan mereka berbeda dengan masakan yang lain, mereka bereksperimen dengan menambahkan rasa pedas yang menyengat. Temyata rasa pedas yang menyengat banyak disukai masyarakat setempat. Omset pun meningkat; yang tadinya hanya memasak sebanyak 15 porsi rajungan dan beras 2kg per hari, makin lama makin banyak pelanggan yang datang. Bahkan kalau musim liburan atau akhir pekan bisa mencapai 200 ekor rajungan dan beras lOkg. “Rajungan didapat dari pemasok tetap yang berasal dari Paciran, sedang ikan lain seperti Manyung, Sembilan dan Tenggiri di dapat dari nelayan setempat,” kata Ibu Suartiah, pemilik depot.
Sepeninggalan suami tahun 1992, Ibu Suartiah melanjutkan mengelola depot yang dibantu oleh enam orang anaknya. Tidak hanya Kare Rajungan, depot ini juga menyediakan menu Kare Cumi, Sate dan Gule Kambing serta Garang AsemIkan.
“Kalau dulu ada menu Bebek Mentok tapi sejak bapak meninggal menu tersebut tidak ada, karena tidak ada yang mbubuti (mencabuti bulu, red). Dari hasil depot tersebut Suartiah dapat menyekolahkan anak-anaknya. Anak sulungnya kini bekerja di Pehutani.
Soal harga, tidak terlalu menguras kantong. Harga Kare Rajungan Rp 55 ribu/porsi berisi 2 ekor. Harga Kare Cumi dan Garang Asem Ikan Rp 20.000,- Sate Rp 20.000/10 tusuk plus gule kambing. Garang asem Rp 20.000. Cumi Rp 20.000,.
Depot ManunggaI buka mulai pukul 08.00 sampai pukuI20.00. “Habis tidak habis, kami tutup, untuk istirahat dan kembali meracik masakan jelang subuh,” ujarnya•:.
Komentar
Posting Komentar